Perkembagan Usaha Katering dari Aspek Perkonomian Masyarakat Kota Mataram


Pemasaran memang tidak bisa lepas dari perubahan kebiasaan atau perilaku masyarakat. Dari sekian banyak aspek yang memungkinkan terjadinya perubahan pada lingkungan pemasaran seperti contohnya politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi dan sebagainya. Karena berbicara perihal marketing dan marketing merupakan hal yang sangat luas dan beragam berdasarkan geografis, demografis, psikografis dan perilaku masyarakatnya. Agar lebih jelas, sebaiknya kita mematok terlebih dahulu wilayah pembicaraan kita pada sore ini untuk memudahkan pemahaman perubahan manakan yang lebih memberikan pengaruh terhadap lingkungan pemasaran.
Bersarkan pengalaman bekerja dalam industri jasa boga katering di suatu daerah di Kota Mataram jadi kali ini saya sebagai penulis akan membicarakan mengenai hal hal yang mempengaruhi pemasaran industri jasa boga katering khususnya di Kota Mataram.
Kalau berbicara masalah Kota Mataram, Kota Mataram letaknya di Provinsi Nusa Tenggara Barat tepatnya di Pulau Lombok. Besar pulaunya ga lebih dari 5.435 km². Mengenai penduduknya, beberapa tahun ini Kota Mataram mulai dipenuhi oleh pendatang - pendatang dari luar pulau Lombok. Sekitar 50 % dari penduduk asli kota Mataram masih menjunjung tinggi adat istiadat setempat seperti budaya melaksanakan upacara adat, pesta atau kenduri yang digelar secara masal oleh masyarakat desa setempat. Kebiasaan masyarakat Kota Mataram yang demikian disebut begawe atau begawe gubug.
Kembali ke perihal marketing mengenai perubahan yang mempengaruhi ruang lingkup pemasaran yang dalam hal ini adalah industri jasa boga katering di kota Mataram. Pertama dari bidang politik, sebenarnya siapapun pemimpin daerah tertentu dan kebijakan baru apa yang diciptakan tidak terlalu memberikan perubahan yang signifikan bagi kami para pelaku industri jasa boga seperti kami, toh itu tidak terlalu memdatangkan kami konsumen yang lebih banyak untuk membujuk masyarakat kota Mataram untuk lebih menggunakan jasa katering dari pada harus repot repot membuat acara dengan mendatangkan warga kampung.
Yang kedua, dari bidang teknologi dianggap memberikan kontribusi yang besar bagi beberapa industri dengan berkembangnya internet. Sebenarnya internet tidak terlalu banyak memberikan dampak bagi pengusaha jasa boga. Lain halnya dengan pelaku industri fashion, yang dimana internet itu sangat mendukung usaha mereka sehingga pemasaran pun dengan mudah dilakukan dengan adanya internet. Lah, untuk kami pengusaha jasa boga katering terutama di kota Mataram itu tidak memberikan perubahan yang terlalu signifikan. Karena faktanya untuk industri yang kami jalani, dengan mendesain Instagram semenarik mungkin pun tidak juga mengenalkan masyarakat kota Mataram untuk lebih condong menggunakan jasa katering kami dari pada jasa katering dari vendor lain, karena masyarakat kota Mataram sendiri tidak se-technology savvy masyarakat urban seperti di kota kota besar contohnya Jakarta, Bandung atau Surabaya dan sekitarnya yang lebih banyak menggunakan internet sebagai media mencari informasi yang mereka butuhkan.
Di sisi lain, kalau berbicara tentang lifestyle masyarakat kota Mataram sebagai penentu di bidang sosial. Hanya sebagian kecil dari masyarakat kota Mataram yang mau bekerja sama dengan perusahan jasa katering untuk memudahkan urusan mereka dalam mengadakan acara pesta atau kenduri. Karena sebagian besar masyarakat masih memegang erat nilai kebudayaan budaya Sasak yaitu begawe atau begawe gubug yang saya sebutkan pada introduction di atas dengan tujuan untuk tetap mempererat silaturahmi dan melakukan segala sesuatu secara bersama sama dengan cara kekeluargaan.
Dari sisi budaya, seperti yang sudah disebutkan tadi di atas bahwa masyarakat kota Mataram sangat menjujung tinggi nilai adat istiadat budaya setempat dan semua awalnya dari kepercayaan dan agama yang lama kelamaan membudaya dan menjadi kebiasaan masyarakat kota Mataram. Kota Mataram di pulau Lombok didominasi oleh penganut agama Islam. Sehingga ketika datang hari raya umat Islam, contohnya Maulid Nabi atau hari Qurban pada hari raya Idul Adha. Umumnya pada waktu waktu seperti di atas masyarakat lebih memilih untuk melakukannya secara bersama sama dalam kurun waktu sebulan terutama pada Maulid Nabi. Jadi, sangat jarang konsumen mengadakan acara pada waktu yang berdekatan dengan Maulid Nabi, Maulid Nabi saya melihat seperti kegiatan pesta rakyat tahunan masyarakat kota Mataram. Mereka lebih fokus untuk mengumpulkan uang agar bisa mengadakan acara Maulid Nabi di kampung kampung mereka sehingga itu pun bedampak pada penjualan kami selaku industri jasa boga.
Melihat data Kementrian Tenaga Kerja telah menetapkan kenaikan Upah Minimum Provinsi tahun 2019 sebesar 8,71% di seluruh daerah di Indonesia. Namun ada beberapa daerah yang kenaikan UMP nya di atas 8.71% salah satunya Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar 11,88% . Dengan kenaikan UMP itu pun Provinsi Nusa tenggara Barat masih belum mencapai angka Kebutuhan Layak Hidup (KLH). Karena kenaikan UMP juga ditandai dengan naiknya harga kebutuhan pokok yang menyebabkan semakin berkurangnya minat masyarakat untuk menyewa atau menggunakan jas boga katering untuk mendukung acara, pesata, kenduri masyarakat kota Mataram. Data yang penulis dapatkan dari Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2016 - 2018 konsumsi masyarakat masih didominasi dengan memenuhi kebutuhan perumahan dan fasilitas rumah tangga. Kalau seandainya, kenaikan UMP tahunaan ditandainya dengan stabilnya harga kebutuhan pokok pada posisi masyarakat yang sudah mulai memahami tentang keefisiensian dalam menggelar sebuah acara pesta atau kenduri menggunakan jasa katering. Itu akan sangat mendukung perekonomian kami sebagai pekerja di industri jasa boga.
Saya sebagai penulis sekaligus sebagai mahasiswa yang pernah bekerja dan tinggal di kota Mataram. Menurut saya perubahan yang paling memberikan pengaruh bagi kami pelaku dan pekerja industri jasa boga katering di kota Mataram yaitu dari bidang ekonomi. Kenyataan bahwa masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat yang belum mencapai angka Kebutuhan Hidup Layak yang menyebabkan konsumsi masyarakat juga rendah bukan dari segi teknologi.


Komentar

Postingan Populer